Bukan hanya Puluhan, Sukabumi Sudah Kantongi Data Ribuan Gay, Mirisnya Mulai Usia 15an
Rabu, 17 Oktober 2018
Edit
Ilustrasi homoseksual
via galleryhip.com
Astagfirullah....
Ya Allah, apakah saat ini kiamat
sudah tinggal hitungan tahun...
Kenapa pembahasan LGBT ini
penting? Jelas sekali dalam Al Qur'an, hal ini tertera hingga 89 ayat karena
sangat murkanya Allah terhadap umat yang mencintai sesama jenis ini.
Dalam al-Qur`an, kisah kaum sodom
(lgbt) terkait Nabi Luth bersama kaumnya disebut di banyak surah, seperti:
Al-A’raf, Hud, Al-Hijr, Al-Anbiya, Al-Haj, Syu’ara, An-Naml, Al-Ankabut,
Ash-Shaffat, Shad, Qaf , Adz-Dzariyat, An-Najm, Al-Qamar, dan At-Tahrim. Bila ditotal secara keseluruhan,
pembahasannya tidak kurang dari delapan puluh sembilan ayat. Mengingat
banyaknya ayat yang mengupas persoalan ini, maka topik ini pun menjadi sangat
penting.
Data yang kami perolah dari
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menurut Antara, ada ribuan gay
atau lelaki seks lelaki (LSL) dari hasil pemetaan sekaligus pendataan yang
dilakukan pihaknya sepanjang 2018.
"Gay pada 2015 sebanyak
1.320 orang, namun 2017 menurun menjadi 1.080 orang dan untuk 2018 ini
jumlahnya masih di angka ribuan, namun masih dalam pendataan dan
pemetaan," kata Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sabtu (13/10).
Menurutnya, ada beberapa faktor
yang menyebabkan masih banyaknya gay ini seperti pergaulan, kondisi keluarga
yang tidak harmonis, kurangnya pemahaman agama dan lain-lain.
Keberadaan gay ini menjadi
sorotan, namun jangan dijadikan stigma. Maka dari itu, KPA berupaya memberikan
pemahaman kepada kaum gay yang ada di Kota Sukabumi agar kembali sehat. Sebab,
gay merupakan salah satu penyakit kelainan seksual walaupun memang sulit untuk
disembuhkan.
Namun demikian, kepada gay yang
sudah dijangkau oleh pihaknya selalu diberikan penyuluhan pertama agar bisa
lebih dekat dengan agama, pemberian pemahaman agar keluar dari kelompoknya
serta ketahanan keluarga.
Menurut dia, menyembuhkan gay ini
memang harus balik lagi kepada diri yang bersangkutan, karena mereka sakit itu
bukan jiwanya, tetapi orientasi seksualnya yang menyimpang sehingga senang
sesama jenis. Serta tidak kalah penting gay pun harus keluar dari kelompoknya
jika ingin sembuh.
"Mayoritas gay yang ada di
Kota Sukabumi berusia produktif yakni dari 15 hingga 40 tahun. Biasanya seseorang
mengalami kelainan seksual karena faktor ketahanan keluarga sehingga tidak
betah di rumah dan mencari pengakuan di luar rumah, akibatnya terjerumus,"
ujar Fahmi.
Dia mengatakan KPA sebagai
lembaga kemanusiaan juga terus berupaya memberikan berbagai pemahaman kepada
kelompok rawan penyebaran HIV/AIDS salah satunya kaum gay.
Pihaknya juga sudah memberikan
imbauan kepada gay agar tidak terbuka dan melakukan aktivitas yang bisa
menularkan atau tertular HIV.
"Sudah ada beberapa gay yang
menikah dengan lawan jenis, tetapi memang ada juga yang menikah dengan wanita
tetapi masih suka berhubungan seksual dengan sesama jenis. Kami pun menyiapkan
berbagai progam untuk penanggulangannya setelah hasil pendataan dan pemetaan
selesai," katanya.
Ada tiga surah yang membahas
penyimpangan seksual ini, yaitu: Al-A’raf [7]: 80; Asy-Syu’ara [26]: 165; dan
An-Naml [27]: 54-55.
Berdasarkan ayat ini diketahui
bahwa mereka adalah kaum yang mempraktikkan penyimpangan seksual yang belum
pernah dilakukan oleh kaum-kaum sebelumnya. Dalam negeri yang dikenal dengan
Sodom atau Gomora (masa Nabi Luth), mereka terbiasa melakukan hubungan seksual
sesama jenis. Bahasa kita sekarang adalah homoseksual.
Perbuatan ini tentu menyalahi
sunnah para nabi dan rasul yang memberi teladan nikah dengan lawan jenis (QS.
Ar-Ra’du [13]: 38). Di sisi lain, yang mempertegas perbuatan mereka adalah
sangat menyimpang, adalah beberapa karakter yang disematkan kepada mereka,
yaitu: qaumun musrifûn (QS. Al-A’raf [7]: 81), qaumun ‘âdûn (QS. Asy-Syu’ara
[26]: 166), qaumun tajhalûn (QS. An-Naml [27]: 55), qaum mujrimin (QS. Al-Hijr
[15]: 58), qaum munkarûn (QS. Al-Hijr [15]: 62), qaum sau`in fâsiqîn (QS.
Al-Anbiya [21]: 74), qaum mufsidin (QS. Al-Ankabut [29]: 30), zâlimin (QS.
Al-Ankabut [29]: 31).
Di sini mereka disebut: melampaui
batas, bodoh, berdosa, munkar, jahat, fasik, perusak dan zalim.
Perbuatan mereka pun
dikategorikan sebagai ‘fâhisyah’ (QS. Al-A’raf [7]: 80) dan ‘al-khabâ`its’ (QS.
Al-Anbiya [21]: 74) yang berarti perbuatan keji dan buruk. Maka sangat aneh
jika ada orang muslim –walau setingkat profesor- seperti Musdah Mulia misalnya,
yang menghalalkan homoseksual dan homoseksualitas (Suara Hidayatullah, 2008:
294)
Sangat lucu jika memisahkan
antara tindakan homoseksual dengan orientasi seksual. Sebab, jika tidak
memiliki orientasi menyimpang, bagaimana bisa terjadi tindakan penyimpangan.
Di Barat sendiri, sebelum LGBT
menyebar luas dan diakui, dulunya perbuatan ini secara psikologis dianggap
menyimpang. Dalam buku berjudul “Gay Histories and Cultures” (2000) karya
George E. Haggerty, ada catatan menarik.
Awalnya, pada DSM (Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders) I dan II Homoseksualitas dianggap
sebagai gangguan kepribadian dan penyimpangan seksual. Kemudian dihapus oleh APA
(American Psychiatric Association) pada tahun 1973.
Ya Allah, jangan sampai negeri
ini menjadi sarang pertumbuhan subur para kaum seperti kaum Nabi Luth dulu.
Karena kenapa? Kalau Allah sudah melakhnat mereka, lihat hukumannya bagi
seluruh umat manusia.
Sumber : wajibbaca.com