Para Peneliti Dunia Dibuat Bingung Gempa di Palu Bisa Sebabkan Tsunami
Rabu, 03 Oktober 2018
Edit
Grid.ID - Gempa dan tsunami yang melanda beberapa daerah di Sulawesi
Tengah rupanya menyita perhatian dunia lantaran banyak media internasional juga
turut memberitakannya, bahkan menjadi berita utama.
Seperti The Guardian memberi
judul 'Indonesia Tsunami: Dozens Killed in Sulawesi after Powerful
Earthquake' (Tsunami di Indonesia: Puluhan Orang Meninggal Dunia di
Sulawesi setelah Gempa Bumi Dahsyat).
Dalam laporannya, The Guardian mengutip
beberapa pernyataan dari Sutopo Purwo Nugroho.
Portal berita ini juga memberitakan
tentang saluran komunikasi dan juga listrik yang padam, serta kepanikan
masyarakat Sulawesi Tengah.
Tidak hanya media itu, media
internasional lainnya juga memberitakan hal yang sama namun dengan judul yang
berbeda.
Seperti yang ditulis oleh BBC
memberi judul laporannya 'Indonesia Earthquake: Dozens Dead in Palu' (Gempa
di Indonesia: Puluhan Orang Meninggal di Palu).
Portal berita Singapura Chanel News
Asia juga turut memberitakan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah ini dengan
memberi judul Scores Killed in Indonesia Quake-Tsunami' (Puluhan
Orang Meninggal di Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia).
Sama halnya di Amerika juga hingga
kini masih ada beberapa media yang memberitakan bagaimana gempa dan tsunami
Sulawesi Tengah terjadi.
Dilansir dari New York Times,
peneliti Amerika bingung melihat kedasyatan tsunami yang ada di Sulawesi Tengah
hingga menghancurkan Kota Palu.
Menurut mereka gempa dengan kekuatan
magnitudo 7,7 kemungkinan kecil membuat ombak sebesar itu
hingga merusak.
"Kami (peneliti) mengira ini
(gempa) bisa menyebabkan tsunami namun tidak sebesar itu," kata Jason
Patton seorang ahli geofisika yang menjadi pengajar di Humboldt State
University di Kalifornia.
Patton menambahkan,"Ketika
peristiwa ini terjadi kami (peneliti) lebih akan menemukan sesuatu hal-hal yang
belum kami (peneliti) amati sebelumnya."
Menurut para peneliti gempa dan
tsunami Sulawesi Tengah merupakan akibat dari fenomena strike-slip,
yaitu bergesernya lempeng bumi secara horizontal dan fenomena ini seharusnya
tidak mengakibatkan tsunami sebasar itu.
Kemungkinan lain yaitu tsunami
tercipta secara tidak langsung yang juga disebabkan faktor lain.
Guncangan keras saat gempa Donggala
kemarin mungkin telah menyebabkan longsor bawah laut yang mampu menciptakan
gelombang tinggi.
Kejadian tsunami besar seperti itu
tidak biasa, namun pernah terjadi pada gempa dengan kekuatan 9,64 SR di Alaska
pada tahun 1964.
Patton melanjutkan bahwa penyebab
tsunami besar di Palu terjadi karena beberapa faktor dan studi tentang dasar
laut akan sangat penting untuk memahami peristiwa seperti gempa dan tsunami
Sulawesi Tengah.
"Kami tidak akan tahu apa yang
menyebabkannya terjadi, sampai itu (penelitian tentang dasar laut) selesai,"
jelas Patton.
Kemungkinan adanya lonsor di bawah
laut ternyata juga menjadi perkiraan para ahli tsunami di Indonesia.
Beberapa ahli tsunami di Indonesia
seperti ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang
dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan
perkiraan terjadinya tsunami di Palu.
Diperkirakan penyebabnya adalah
longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter di bawah permukaan
laut.
Sedimen-sedimen itu berasal dari
sungai-sungai kemudian bermuara di Teluk Palu dan belum terbentuk kuat sehingga
saat gempa terjadi mengakibatkan lonsor di dasar laut dan menimbulkan tsunami
di Sulawesi Tengah. (*)
Sumber : www.grid.id