8 KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN DISIPLIN PADA ANAK



Dengan mengembangkan batas-batas, Anda mengenalkan kepada anak tentang kenyataan yang terjadi di dunia atau kehidupan sehari-hari, yang punya banyak sekali peraturan. Dan, meningkatkan sikap respek yang sehat terhadap perkataan Mama dan Papa akan mempermudah Anda menekankan batas-batas penting kelak di kemudian hari.


 
1. TIDAK MENGHORMATI ANAK
 
Koreksi dengan…
Jangan memarahi anak di depan umum atau membandingkannya dengan anak lain. Saat kemarahan di ubun – ubun, sisakan kesabaran untuk berdiri dengan posisi eye level dengan anak. Ungkapkan kemarahan dengan tegas dan jelas. Misalnya, dengan mengatakan rasa tidak senang saat anak melepaskan diri di tengah keramaian karena khawatir jika ada yang melukainya. Semarah apapun tetaplah tenang, jangan berteriak, dan jangan pernah meremehkan si kecil.


2. MENGOMEL TIDAK JELAS
 
Koreksi dengan…
Saat anak melakukan kesalahan, anda cenderung berteriak sambil mengatakan hal-hal yang tidak penting, bahkan tidak ada hubungannya dan anak anda jadi ajang pelampiasan kekesalan karena Anda sedang bad mood. Ambil napas beberapa menit untuk meredakan amarah sebelum membicarakan kesalahan anak agar anda bisa menyikapi masalah dengan lebih bijaksana dan focus hanya membicarakan kesalahan anak.


3. TIDAK KONSISTEN

Koreksi dengan…
Kadang anda marah melihat mainannya berantakan, esoknya anda cuek, esoknya lagi anda memarahinya. Selalu ingat untuk konsisten dan terapkan peraturan atau perintah yang mudah. Misalkan, wajibkan ia membereskan mainannya usai digunakan dan bicarakan bersama, apa konsekuensinya jika ia melanggar aturan tersebut.


4. PENJELASAN TANPA UJUNG 

Koreksi dengan…
Percuma saja memarahi dan menasehati balita 3-4 tahun panjang lebar. Kamampuan konsentrasinya hanya barkisar 5-10 menit. Ia tidak akan focus pada apa yang anda katakan. Langsung jelaskan masalah dan akibat dengan bahasa yang mudah dia mengerti.


5. SELALU MELARANG

Koreksi Dengan…
Hindari kalimat negative yang mengandung kata “Jangan!”. Fokuslah pada kesalahan yang dilakukan anak dan perilaku yang anda harapkan daripada menyelipkan kata “Jangan!”. Beri nasihat atau perintah langsung pada perilaku yang diharapkan. Daripada mengatakan “ Jangan berlarian di dalam rumah”, sebaiknya katakana, “ di dalam rumah jalan dengan pelan dan hati-hati ya, agar gelas tidak jatuh dan pecah”.


6. BUKAN DENGAN MENGHUKUM

Koreksi Dengan…
Ada anggapan mendisiplinkan anak adalah dengan menghukumnya. Padahal tujuan utama disiplin adalah membuat anak belajar untuk mengatur diri sendiri sehingga mereka tidak perlu dihukum. Saat mendisiplinkan anak, ajarkan mereka bagaimana cara melihat tujuan baik dari batasan yang tidak boleh mereka langgar. Juga apa akibat dari perbuatan yang bisa merugikan anda atau orang lain. Gunakan bahasa yang baik, mudah dimengerti, dan menyenangkan.


7. BEDA UCAPAN DAN PERILAKU

Koreksi Dengan…
Beri contoh yang baik dengan melakukan apa yang anda perintahkan pada si kecil. Jika anda tidak bisa melakukannya, jelaskan pada anak mengapa hal itu bisa terjadi. Misalkan, ketika anda tidak membereskan barang anda usai kerja, jelaskan alasannya. Pastikan pada anak bahwa lain kali anda akan membereskan peralatan anda di lain waktu.


8. TAK MENERAPKAN DISIPLIN

Koreksi Dengan…
Berikan bantuan pada anak, batasan, dan konsekuensi yang jelas ketika anak melanggar. Tak lupa, juga memberikan reward atas kedisiplinannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel