8 KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN DISIPLIN PADA ANAK
Senin, 03 September 2018
Edit
Dengan mengembangkan
batas-batas, Anda mengenalkan kepada anak tentang kenyataan yang terjadi di
dunia atau kehidupan sehari-hari, yang punya banyak sekali peraturan. Dan,
meningkatkan sikap respek yang sehat terhadap perkataan Mama dan Papa akan
mempermudah Anda menekankan batas-batas penting kelak di kemudian hari.
1. TIDAK MENGHORMATI ANAK
Koreksi
dengan…
Jangan memarahi anak di
depan umum atau membandingkannya dengan anak lain. Saat kemarahan di ubun –
ubun, sisakan kesabaran untuk berdiri dengan posisi eye level dengan anak.
Ungkapkan kemarahan dengan tegas dan jelas. Misalnya, dengan mengatakan rasa
tidak senang saat anak melepaskan diri di tengah keramaian karena khawatir jika
ada yang melukainya. Semarah apapun tetaplah tenang, jangan berteriak, dan jangan
pernah meremehkan si kecil.
Koreksi
dengan…
Saat anak melakukan
kesalahan, anda cenderung berteriak sambil mengatakan hal-hal yang tidak
penting, bahkan tidak ada hubungannya dan anak anda jadi ajang pelampiasan
kekesalan karena Anda sedang bad mood. Ambil napas beberapa menit untuk
meredakan amarah sebelum membicarakan kesalahan anak agar anda bisa menyikapi
masalah dengan lebih bijaksana dan focus hanya membicarakan kesalahan anak.
3. TIDAK
KONSISTEN
Koreksi
dengan…
Kadang anda marah melihat
mainannya berantakan, esoknya anda cuek, esoknya lagi anda memarahinya. Selalu
ingat untuk konsisten dan terapkan peraturan atau perintah yang mudah.
Misalkan, wajibkan ia membereskan mainannya usai digunakan dan bicarakan
bersama, apa konsekuensinya jika ia melanggar aturan tersebut.
4. PENJELASAN
TANPA UJUNG
Koreksi
dengan…
Percuma saja memarahi dan
menasehati balita 3-4 tahun panjang lebar. Kamampuan konsentrasinya hanya
barkisar 5-10 menit. Ia tidak akan focus pada apa yang anda katakan. Langsung
jelaskan masalah dan akibat dengan bahasa yang mudah dia mengerti.
5. SELALU
MELARANG
Koreksi
Dengan…
Hindari kalimat negative yang
mengandung kata “Jangan!”. Fokuslah pada kesalahan yang dilakukan anak dan
perilaku yang anda harapkan daripada menyelipkan kata “Jangan!”. Beri nasihat
atau perintah langsung pada perilaku yang diharapkan. Daripada mengatakan “
Jangan berlarian di dalam rumah”, sebaiknya katakana, “ di dalam rumah jalan
dengan pelan dan hati-hati ya, agar gelas tidak jatuh dan pecah”.
6. BUKAN
DENGAN MENGHUKUM
Koreksi
Dengan…
Ada anggapan mendisiplinkan
anak adalah dengan menghukumnya. Padahal tujuan utama disiplin adalah membuat
anak belajar untuk mengatur diri sendiri sehingga mereka tidak perlu dihukum. Saat
mendisiplinkan anak, ajarkan mereka bagaimana cara melihat tujuan baik dari
batasan yang tidak boleh mereka langgar. Juga apa akibat dari perbuatan yang
bisa merugikan anda atau orang lain. Gunakan bahasa yang baik, mudah
dimengerti, dan menyenangkan.
7. BEDA
UCAPAN DAN PERILAKU
Koreksi
Dengan…
Beri contoh yang baik
dengan melakukan apa yang anda perintahkan pada si kecil. Jika anda tidak bisa
melakukannya, jelaskan pada anak mengapa hal itu bisa terjadi. Misalkan, ketika
anda tidak membereskan barang anda usai kerja, jelaskan alasannya. Pastikan pada
anak bahwa lain kali anda akan membereskan peralatan anda di lain waktu.
8. TAK
MENERAPKAN DISIPLIN
Koreksi
Dengan…
Berikan bantuan pada anak, batasan, dan konsekuensi yang
jelas ketika anak melanggar. Tak lupa, juga memberikan reward atas
kedisiplinannya.